CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Tuesday, May 15, 2012

Bedak dan minyak telon berbahaya bagi bayi

ANDA kerap memberi bedak dan minyak telon kepada
bayi Anda? Mungkin orangtua yang memiliki bayi perlu memperhatikan nasihat Dr Karel Staa SpA.
Dokter spesialis ilmu kesehatan anak ini mengingatkan orangtua bahwa pemakaian bedak dan minyak telon tidak aman bagi si kecil.
 
Aroma di tubuh bayi yang wangi dan lembut memang memancing kita selalu ingin menciumnya. Wangi yang berasal dari bedak ataupun minyak yang dibalurkan bayi menunjukkan ciri khas buah hati.
Namun, Karel menegaskan, pemakaian bedak, minyak kayu putih, minyak telon dan pewangi (cologne) sangat berbahaya untuk kesehatan bayi di masa datang.
"Partikel-partikel yang terkandung di dalam bedak bayi dan minyak itu bahaya jika dihirup bayi," kata Karel usai diskusi bertajuk Lindungi Semua Perempuan dari Kanker Serviks di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan,Sabtu (10/5).
Produk tersebut, kata Karel, dapat membahayakan fungsi paru-paru. "Misalnya batuk yang tidak sembuh. Nanti setelah diperiksa, biasanya dokter akan menyuruh memberhentikan pemakaian bedak dan lain-lain. Batuknya kemidian hilang. Itu bisa saja respirasi paru," jelasnya seperti dikutip detik.com.

Baluran minyak dipercaya dapat memberi kehangatan untuk bayi. Namun hal ini juga dibantah Karel. "Dari mana (pendapat seperti itu)? Kulit bayi belum berfungsi. Lalu mau ditutupi produk itu, bagaimana pori-porinya bernafas?" kata Karel.
Dia menambahkan, ada pasiennya yang mengeluhkan kulit anaknya gosong. "Ternyata setelah diperiksa, bayinya dibalurin minyak kayu putih 100 persen," tutur dia.
Kulit bayi seharusnya dibiarkan apa adanya. Meski bayi baru dapat merasakan rangsangan di usia di atas satu tahun, pemakaian produk tetap tidak dianjurkan.
"Itu kan tradisi Indonesia dari orangtua. Biarkan bayi pure (alami). Kecuali ada indikasi medis seperti iritasi, itu pun harus anjuran dokter," jelasnya.

Hambat Nafas
Karel juga menyoroti pemasangan kain gurita ke perut bayi. Konon ikatan itu dapat mengencangkan dan mencegah perut kembung pada si buah hati.
Namun pemakaian gurita justru tidak direkomendasikan oleh dokter. "Bayi bernafasnya lebih cepat dibanding dewasa. Nafas bayi alurnya juga lebih cepat. Kalau perut diikat nafasnya tersendat," paparnya.
Selain gurita, orangtua juga mengikuti tradisi membungkus bayi dengan kain atau biasa dikenal dengan sebutan bodong. Cara ini berguna agar tali pusar bayi yang baru lahir tidak lepas sewaktu-waktu.
Namun, bodong bayi juga tidak dianjurkan. Menurut dia, cara tersebut tidak mempengaruhi apa pun. "Bayi itu bernafas dengan bantuan perut. Kalau perut dibodong seluruh tubuh, apa nggak malah sesak?" tambahnya.
Dia mengakui, tradisi bodong bayi biasanya dilakukan di Asia. Sedangkan dokter di Amerika malah terheran-heran dengan kebiasaan aneh ini. 


source :  Sumber : Tribun Timur Mks

0 comments:

Post a Comment