CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Friday, November 23, 2012

Air Putih Untuk Bayi

Banyak orangtua bahkan sebagian dokter masih meyakini bawah banyak minum air putih pada bayi sama seperti orang dewasa akan sehat dan baik. Sebagian dari mereka masih meyakini mitos tidak benar bahwa kalau bayi tidak minum air putih akan membuat ginjalnya rusak, bibir kering, lidah putih atau sulit Buang Air Besar (BAB). Ternyata pemberian air putih bisa berdampak tidak baik pada bayi mulai hal yang ringan sampai yang berat. Pada kasus yang ringan pemberian air putih seringkali membuat bayi minum susu ASI atau formula menjadi berkurang dan berdampak gangguankenaikkan berat badan. Karena, air putih rasanya lebih segar dan enak bagi bayi. Sehingga bayi memilih air putih dan bila banyak akan mengurangi jumlah susu. Ternyata kebanyakan air pada bayi juga dapat mengakibatkan intoksikasi air atau keracunan air yang dapat berakibat kejang atau koma. Tidak pernah disadari sebenarnya kandungan air dalam ASI dan susu formula sudah lebih dari cukup atau bila takaran pembuatan susu formula sesuai anjuran.
Setelah bayi adalah masa lalu usia 6 bulan, dia harus minum 2 sampai 4 oz. air dua kali sehari sampai ia mencapai usia 1 tahun. Pada usia 12 bulan, anak harus minum minimal 4 oz. per hari, berdasarkan kehausan anak. Setelah sistem kekebalan tubuh telah matang sedikit, dan makanan padat sudah mulai, ASI atau susu formula masih harus menjadi minuman utama.
Secara umum, itu bukan ide yang baik untuk memberikan air bayi anda sampai berusia 6 bulan. Sampai usia 6 bulan bayi masih akan mendapatkan semua hidrasi yang ia butuhkan dari ASI atau susu formula, meski dalam cuaca panas sekalipun. Memberikan bayi yang lebih muda dari 6 bulan terlalu banyak air dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dalam ASI atau susu formula. Pemberian air putih setelah usia 6 bulanpun ternyata dapat berpengaruh berkurangnya jumlah minum ASI dan susu formula. Hal ini juga dapat menyebabkan perutnya merasa penuh, yang mengekang keinginannya untuk makan atau minum susu formula atau ASI.
Selain itu pemberian air putih harus diwaspadai tentang kebersihan dan higienitasnya. Paparan bakteri dan bahan mineral seperti fluroide harus selalu diwaspadai pada penmberian air putih pada bayi.
Menurut American Dietetic Association (ADA) dan American Academy of Pediatrics (AAP), ASI dan susu formula bayi biasanya tidak perlu air tambahan. Telah diperkirakan bahwa bayi membutuhkan 1,5 mL air / kkal energi yang dikeluarkan untuk konsumsi yang cukup; ini rasio air-to-energi sesuai dengan yang ditemukan dalam ASI dan susu formula umum. AAP menyarankan air yang dapat ditawarkan untuk botol-makan bayi yang lebih tua dari 6 bulan, tetapi mereka mungkin lebih memilih untuk mendapatkan cairan ekstra dari menyusui lebih sering. Bayi yang disusui biasanya tidak perlu air tambahan jika mereka makan sesuai permintaan. Dalam cuaca sangat panas, bayi mungkin perlu air tambahan. Memperkenalkan bayi yang lebih tua untuk sedikit air dapat membantu mereka belajar untuk minum air untuk memuaskan kehausan. Perhatian harus digunakan sehingga air tidak menggantikan energi yang dibutuhkan dan nutrisi dalam makanan.

Beberapa pendapat tetap mengatakan bahwa susu formula bayi perlu minum air ketika lebih tua dan saat suhu tinggi. Sebenarnya kandungan air dalam susu formula dan ASI mengandung cukup air untuk , bahkan di tempat yang panas, iklim kering. Formula mengandung konsentrasi tinggi dari garam dan mineral dari payudara susu tidak, sehingga air ekstra seringkali diperlukan untuk ginjal mengekskresikan garam secara berlebihan. Juga, karena metabolisme kurang efisien, susu formula bayi kehilangan air lebih banyak. Komposisi air dan dalam ASI sebenarnya sudah lebih dari cukup.
Saat m,encampur susu formula kandungan air akan mencukupi kebutuhan bayi bila digunakan sesuai takaran yang dianjurkan. Demikian juga dalam ASI sudah terdapat sekitar 88% air. Sehingga kalapun orangtua tetap memberi air putih sebiknya hanya seteguk atau dalam beberapa sendok saja. Rekomendasi ini tidak dimaksudkan untuk dijadikan sebagai petunjuk mutlak bahwa Anda harus menawarkan air bayi anda. Jika Anda memutuskan untuk memberikan air bayi anda, silahkan membatasi berapa banyak yang Anda tawarkan. Pemberian air berlebihan nantinya secara tidak disadari akan menggantikan asupan ASI atau susu formula. Bayi yang minum terlalu banyak air dapat turun dengan intoksikasi air. Untuk anak-anak bawah usia 1 tahun - dan terutama selama sembilan bulan pertama kehidupan - minum terlalu banyak air bisa menjadi praktek berbahaya. ASI atau susu formula menyediakan semua cairan bayi sehat butuhkan. Jika ibu merasa bayinya perlu mengambil air tambahan, harus dibatasi dengan dua sampai tiga ons pada satu waktu dan harus ditawarkan hanya setelah bayi telah puas kelaparan dengan pemberian ASI atau susu formula. Bagi orang tua yang melahirkan bayi mereka di bawah usia 12 bulan mengambil pelajaran berenang, harap berhati-hati dari jumlah air yang bayi mungkin secara tidak sengaja menelan. Keracunan air juga dapat terjadi karena bayi menelan terlalu banyak air saat berenang
Kebutuhan Air Pada Anak
0 – 6 bulan0,7 liter perhari. Dari ASI dan susu formula
6 bulan – 12 bulan0,8 liter perhari. Dari ASI dan susu formula dan makanan tambahan
1 tahun -1,3 liter perhari Dari ASI dan susu formula dan makanan tambahan
4 yahun – 8 tahun1,7 liter perhari Dari ASI dan susu formula dan makanan tambahan

  • Minum ASI dan Susu Formula berkurang . Pemberian air putih dengan botol atau gelas membuat bayi mengurangi jumlah minum ASI dan susu formula. Hal ini terjadi karena bila sudah dikenalkan air putih bayi pasti akan lebih memilih air putih karena rasanya lebih segar dan lebih enak. Secara tidak disadari berat badan bayi sering terganggu setelah usia 6 bulan. Memang, banyak faktor yang menjadi penyebab. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya jumlah ASI atau susu formula yang diminum. Pada pemberian ASI sering ibu tidak menyadari karena tidak bisa diukur jumlah ASU yang diminum. Biasanya bila cermat bisa dinilai bahwa bayi minum hanya sebentar-sebentar . Pada pemberian susu formula akan lebih mudah kelihatan biasanya anak bila minum air putih sangat cepat dan banyak. Juga ditandai hanya mau minum susu saat tidur. Hal ini terjadi karena saat bangun lebih tertarik minum air putih karena lebih segar dan lebih enak. Tetapi saat tidur bayi sudah tidak memperdulikan rasa. Sebenarnya air putih tidak diperlukan karena dalam ASI dan susu formula sudah cukup kadar airnya. Kalupun hendak diberikan hanya dalam jumlah sedikit dalam 2-5 sendok kecil jangan diberikan melalui gelas atau botol. Karena begitu diberikan dalam botol dan gelas bayi akanminum air putih lebih banyak. Orangtua sering meyangkal bahwa pemberian awalya hanya sedikit tetapi tidak disadari setelah tahu rasa air putih akan semakin banyak mengkonsumsinya sehingga konsumsi ASI dan formula akan semakin ebrkurang. Tidak disadari bila dihitung bayi diberi air putih dalam botol kecil 50-100 cc bila diberi 3 kali sudah mendapat 300 cc air putih. Bila itu diberikan maka akan mengurangi sejumlah 300 cc ASI atau susu formula karena bayi sudah kenyang. Kehilangan 300 cc tersebut sudah terjadi minimal kehilangan hampir 30% kebutuhan ASI dan minum susunya. Hal ini harus lebih diperhatikan terhadap bayi dengan gangguan kenaikkan berat badan atau bayi dengan bart badan kurus.

  • Intoksikasi Air Di luar kekhawatiran tentang penyerapan nutrisi, dokter anak tidak menyarankan air untuk bayi sebelum usia 6 bulan karena risiko untuk keracunan air. Terlalu banyak air mencairkan tingkat normal bayi natrium dan dapat menyebabkan kejang, koma, kerusakan otak dan kematian. Terlalu banyak air dapat menyebabkan intoksikasi air atau keracunan air pada bayi. Setiap kali bayi buang air kecil, ia kehilangan tidak hanya air tetapi natrium dan elektrolit lain. Namun berbeda dengan orang dewasa, yang cenderung untuk mendapatkan terlalu banyak sodium dalam makanan kita, bayi biasanya mendapatkan hanya elektrolit yang mereka butuhkan dari ASI atau susu formula. Terlalu banyak air dan mereka kehilangan natrium terlalu banyak. Kadar natrium dalam darah mereka dapat menurun dan menyebabkan iritasi, pembengkakan otak, unresponsiveness dan kejang. Dalam kasus yang jarang, intoksikasi air dapat terjadi ketika seorang anak minum terlalu banyak air dan konsentrasi natrium nya menjadi seimbang. Ketidakseimbangan ini mengganggu elektrolit bayi, menyebabkan jaringan tubuh membengkak dan mungkin menyebabkan kejang atau koma. Keracunan air juga dapat terjadi ketika orangtua menambahkan terlalu banyak air untuk susu formula anaknya Dalam kasus yang jarang, bayi yang minum terlalu banyak air dapat mengembangkan kondisi yang dikenal sebagai intoksikasi air, yang dapat menyebabkan kejang dan bahkan koma. Keracunan air terjadi ketika air terlalu banyak mencairkan konsentrasi sodium dalam tubuh, mengganggu keseimbangan elektrolit dan menyebabkan jaringan otak edema atau membengkak.
  • Parasit Dalam Air Parasit Tiny Cryptosporidium adalah salah satu penyebab paling umum dari infeksi air minum di Amerika Serikat. Cryptosporidium tidak dibunuh oleh klorin tetapi dibunuh oleh mendidih. Saran untuk mendidihkan air harus selalu direkomendasikan. Wabah yang dikenal terbesar terjadi pada air minum kota Milwaukee pada tahun 1993, ketika lebih dari 400.000 orang jatuh sakit dengan diare, dan butuh dua minggu untuk mengetahui bahwa air minum adalah sumber. Kebanyakan, tetapi tidak semua, rumah filter air akan menghapus parasit Cryptosporidium dan lainnya. Cari filter yang memiliki ukuran pori absolut (bukan ukuran pori nominal) dari 1 mikron atau kurang, atau yang filter reverse osmosis, atau yang memiliki merek dagang NSF ditambah kata-kata “penghapusan kista.” Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC Amerika ( Centers for Disease Control and Prevention) melakukan survei dua tahun 1993-1994 untuk mengukur ruang lingkup semua penyakit dari air minum. Mereka menemukan total 30 wabah di 17 negara bagian yang sakit 2.366 orang dari keseluruhan populasi. Satu anak meninggal karena ditularkan melalui air meningo-ensefalitis dari parasit yang berbeda - amub), tetapi ia telah berenang di kolam air limbah induk dan di sungai yang baik terkontaminasi dengan organisme. Dari 30 wabah minum air, 20 terjadi dari air sumur, satu berasal dari air kemasan komersial. Sebuah rata-rata 33 orang terkena dampak di setiap wabah. Giardia (parasit lain) adalah organisme yang paling umum kedua, diikuti oleh Campylobacter. Dan Shigella, Salmonella dan kolera bertanggung jawab untuk satu wabah masing-masing. Selama lima wabah lainnya, penyebabnya tidak pernah ditentukan.

  • Sumber Air Untuk memastikan bahwa air yang diberikan pada bayi aman, USDA merekomendasikan bahwa orang tua menggunakan sumber air disetujui oleh departemen kesehatan setempat mereka dan mengikuti rutinitas sterilisasi. Untuk menghindari papara timbal, orang tua harus menggunakan air dingin yang telah berjalan di keran selama 2 menit. Air harus direbus selama 1 sampai 2 menit dan kemudian didinginkan. Sebelum mengkonsumsi air yang telah direbus untuk bayi, orang tua harus selalu menguji suhu untuk memastikan bahwa itu adalah cukup dingin dan tidak akan membakar mulut bayi atau tenggorokan. Air harus disterilkan baik bila diberikan kepada bayi dengan sendirinya atau bila digunakan dalam susu formula.

  • Air yang bebas fluoride American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Dental Association, merekomendasikan bahwa bayi berusia kurang dari satu tahun tidak memerlukan fluoride. Formula bayi dapat dicampur dengan air yang bebas fluoride atau mengandung tingkat rendah fluoride. Jika Anda secara teratur mencampur susu formula bayi anda dengan air keran yang mengandung fluoride, anak Anda bisa mendapatkan fluorosis gigi. Fluorosis gigi adalah kondisi yang disebabkan oleh mendapatkan fluoride terlalu banyak ketika gigi pertama berkembang. Sementara fluoride mencegah kerusakan gigi, namun sebaliknya fluoride terlalu banyak dapat menyebabkan noda pada gigi anak. Orang tua dari bayi harus sangat hati-hati, seperti air mendidih yang telah ditambahkan fluorida konsentrat fluoride tersebut. Tanda-tanda fluorosis termasuk pewarnaan dari email gigi atau lapisan putih pada gigi. Ini mungkin muncul lebih dulu pada gigi bayi, dan kemudian pada gigi permanen anak. Karena kadar fluoride ditambahkan ke air bervariasi antara kota, berbicara dengan dokter gigi Anda atau perusahaan air minum lokal jika Anda memiliki pertanyaan tentang jumlah fluoride dalam air. Jika Anda hanya menggunakan air keran fluoride sesekali untuk mencampur susu formula, Anda tidak perlu khawatir. Anak Anda tidak harus berada pada risiko fluorosis. Air kemasan biasanya rendah di fluorida, tetapi sebaiknya periksa label dalam kemasan air mineral.

  • Hindari paparan timbal dan tembaga. Gunakan hanya air dingin jika Anda mengambil air langsung dari keran. Biarkan air mengalir selama dua atau tiga menit untuk mengurangi jumlah timbal, tembaga atau lainnya kontaminan. Hal ini terutama penting jika Anda tinggal di rumah yang memiliki pipa air tua. Air dingin lebih aman, karena air panas biasanya mengandung lebih banyak zat timbal.
  • Hindari Sodium Nitrat Air Sumur Jika Anda berasal dari air sumur, merebusnya selama paling sedikit 10 menit atau gunakan air suling sampai bayi berusia enam bulan. Air sumur sering memiliki kadar mineral yang tinggi sodium, nitrat, dan logam berat lainnya. Menurut literatur yang diterbitkan oleh National Academy of Sciences (NAS), air sumur mendidih konsentrat nitrat, yang bayi tidak dapat menyerap dan mengeluarkan. Karena sistem pencernaan bayi yang belum sepenuhnya berkembang, tingginya tingkat nitrat dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan nitrat, yang harus segera diobati.

  • Sesuai Takaran Yang dianjurkan Air yang digunakan dalam susu formula harus digunakan sesuai dengan petunjuk pada wadah susu formula. Penggunaan terlalu sedikit air dapat menyebabkan dehidrasi dan mempengaruhi pencernaan anak dan sistem hormonal atau endokrin. Terlalu banyak air akan mengganggu yang dapat menghambat pertumbuhan anak, atau, dalam kasus yang jarang, menyebabkan keracunan air. Air harus selalu dibersihkan seperti yang direkomendasikan. Ikuti petunjuk untuk penambahan air yang baik dan benar pada pencampuran susu formula formula. Menambahkan terlalu banyak air akan mengakibatkan susu formula menjadi dan bayi Anda tidak akan mendapatkan cukup kalori dan nutrisi. Demikian juga kebanyakan atau kelebihan air dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan natrium pada bayi yang ke duanya berdampak yang sama. Terlalu banyak air dalam formula juga bisa menyebabkan kadar natrium bayi menurun, meski jarang bisa menyebabkan pembengkakan di otak dan memicu kejang. Secara teratur mengencerkan susu formula sebenarnya juga meningkatkan risiko ini, karena dapat menyebabkan natrium bayi akan rendah. Sebaliknya mengentalkan atau tidak menambahkan air yang cukup saat pencampuran susu formula bubuk dapat menyebabkan kadar natrium bayi naik. Keadaan natrium yang tinggi pada darah bayi meski jarang juga dapat memicu kejang dan bahkan koma.
  • Mitos Bila tidak diberi Air Putih
  • Bila kurang minum bibir kering dan lidah putih Banyak mitos salah yang beredar bahwa air putih bisa mengurangi atau membilas warna putih di lidah. Warna putih dilidak sebenarnya bisa disebabkan karena gangguan hipersensitif saluran cerna atau karena timbulnya jamur atau candidiasis. Air putih tidak bermand=faat untuk menghilanggkannya. jangankan air putih kadang dibersihkan dengan kasa basah saja warna putih tersebut kadang tidak hilang. Gangguan tersebut akan membaik bila penyebab bisa dikendalikan. Bila karena candidiasis diberi obat oles jamur. bila karena hipersensitifitas saluran cerna bisa dipervberat oleh alergi susu sapi, alergi makanan atau infeksi pada tubuh khususnya infeksi virus. Bila gangguan fungsi saluran cerna diperberat karena infeksi virus dalam 3-5 hari atau beberapa hari akan membaik sendiri tanpa diobati.

  • Bayi akan menjadi sulit Buang Air Besar Pemberian air putih untuk mengatasi gangguan sulit buang air besar sampai saat ini masih belum dibuktikan dalam penelitian. Bahkan banyak kasus penderita konstipasi minum air putih banyak, makan sayur dan buah banyak bahkan minum obat pencahar jangka panjang tetapi keluhan tidak membaik bila penyebabnya tidak dicari. Sulit BAB harus dicari penyebabnya. Pada penderita alergi susu sapi atau alergi makanan lainnya hanya dengan dihindari penyebabnya atau menganggti jenis susu tertentu gangguan sulit BAB akan membaik. Gangguan sulit BAB juga diperberat saat bayi sedang sakit. Sebagaan besar bayi yang hanya minum ASI dan fusu formula sebelum usia 6 bulan tidak masalah dengan masalah BAB.

  • Bayi kurang minum air putih ginjalnya rusak. Orangtua tidak usah kawatir hanya dengan minum ASI dan susu formula kekurang aitr putih. Karena, kandungan air dalam ASI dan susu formula sudah mencukupi bila diberikan dengan sesuai takaran. Pada bayi dengan fungsi ginjal belum sempurnapun 
  • hanya minum ASI tidak masalah bagi fungsi ginjalnya.
    Rekomendasi
  • Ikuti petunjuk sesuai takaran. Menambahkan terlalu banyak air pada formula bayi Anda tidak hanya risiko keracunan air, berarti bayi Anda adalah mengambil nutrisi kurang dari yang dia butuhkan. Hati-hati ikuti petunjuk paket untuk mencampur susu formula bubuk atau terkonsentrasi dan tidak mencoba menggunakan lebih dari jumlah yang disarankan air.

  • Rehidrasi diare jangan dengan air putih Risiko keracunan air sangat tinggi jika bayi kehilangan air dan elektrolit karena diare. Dalam beberapa kasus jika bayi mengalami gastroenteritis, dokter mungkin menyarankan untuk memberinya minuman elektrolit seperti Pedialyte atau Oralit untuk membantu mencegah dehidrasi. Kehilangan cairan harus diganti dengan ASI, susu formula atau mungkin solusi rehidrasi. Jangan memberikan air putih untuk rehidrasi.

  • Setelah usia 6 Bulan Setelah bayi berusia 6 bulan, tidak apa-apa untuk memberinya sedikit air ketika ia haus. Sebenarnya bila haus pemberia ASI dan susu sudah cukup. Anda masih tidak ingin berlebihan, meskipun, atau Anda mungkin memberinya sakit perut atau membuat dia terlalu penuh untuk makan dengan baik. Setelah ulang tahun pertamanya, ketika padatan bayi Anda makan dan minum susu secara keseluruhan, Anda dapat membiarkan dia minum air sebanyak yang dia suka.

  • Beri Air Putih hanya dalam sendok jangan melalui botol atau gelas Dalam cuaca sangat panas atau saat sakit kadang mungkin dapat diberikan air tambahan (2 sampai 4 ons) kecil air dengan melalui sendok jangan memakai botol atau gelas. Saat sakit kadang jumlah minum susu akan berkurang, kadang beberaopa bayi hanya mau air putih. Dalam keadaan seperti ini air putih bisa saja diberikan, tetapi dalam keadaan sakit diare jangan diberi air putih, tetapi 
  • diberi oralit. Dalam pemberian ini tidak harus memaksa, bila bayi tidak mau tidak harus dipaksa. Kebanyakan bayi akan mau minum bila jika mereka tampaknya haus. Kecuali bila dalam keadaan sakit atau kondisi badan terganggu nafsu minum bayi berkurang. Bayi yang diberi ASI bahkan cenderung tidak membutuhkan ekstra air.

  • Didihkan air minum American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan air mendidih untuk menghilangkan kotoran dan membunuh kuman. Selama persediaan minum paling kota dan publik air diwajibkan untuk mengikuti pedoman peraturan ketat untuk amannya. Dokter anak umumnya masih menyarankan menggunakan air matang untuk mencampur susu formula, setidaknya untuk tiga atau empat bulan pertama. Karena tidak ada bukti bahwa air kemasan lebih aman daripada sumber air perkotaan. AAP mengatakan bahwa sementara orang tua dapat menggunakan air kemasan untuk mencampur susu formula, perlu direbus terlebih dahulu. Anda juga dapat menggunakan air suling yang telah dimurnikan atau siap digunakan formula yang tidak perlu dicampur dengan air. Mendidih air minum adalah cara yang paling aman dalam membunuh semua organisme. Meskipun risiko infeksi jauh di bawah 1 persen, American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan air steril untuk bayi muda, bahkan ketika digunakan untuk menyiapkan susu formula. Dalam prakteknya, kadang cuku dengan mendidihkan air selama satu menit, setidaknya untuk beberapa bulan pertama. US Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan untuk membawa air mendidih penuh dan kemudian terus mendidih selama minimal dua menit. Jika Anda tinggal di dataran yang lebih tinggi, Anda mungkin harus merebus air selama beberapa menit lagi. Air harus mencapai suhu 100 ° C untuk membunuh organisme berbahaya. Dalam kebanyakan kasus, itu aman untuk mencampur susu formula dengan menggunakan air keran biasa dingin yang sudah dibawa ke mendidih dan kemudian direbus selama satu menit dan didinginkan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, pencampuran formula bubuk dengan air masak yang sudah didihkan pada suhu minimal 70 derajat Csudah bisa membunuh bakteri khsusunya bakteri Enterobacter sakazakii. Jika formula tidak diberi makan segera, dinginkan di kulkas segera dan simpan dalam lemari es. Namun, sebaiknya jangan merebus air yang sama lebih dari sekali atau terlalu lama karena dapat meningkatkan konsentrasi mineral dalam air. Selalu merebus air dalam panci bersih dan biarkan hingga dingin ke suhu kamar sebelum 
  • mencampurnya dengan susu formula.
    Referensi:
  • American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition. Kleinman RE, ed. Pediatric Nutrition Handbook. 6th Edition. © 2009 American Academy of Pediatrics.

  • Dietary Reference Intakes for Water, Potassium, Sodium, Chloride, and Sulfate. Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academies, 2005.

  • Committee on Environmental Health and Committee on Infectious Diseases. Drinking Water From Private Wells and Risks to Children. Pediatrics 2009;123;1599
  • source : http://kesehatan.kompasiana.com

Setelah bayi adalah masa lalu usia 6 bulan, mungkin sajabisa ditambahkan minum 60 sampai 120 cc air dua kali sehari sampai ia mencapai usia 1 tahun. Pada usia 12 bulan, anak harus minum minimal 120 cc per hari, berdasarkan kehausan anak. Namun bila jumlah itu sudah tercukupi dari susu formula dan ASi tidak harus ditambahkan. Pada anak dengan berat badan tidak bagus sebaiknya lebih banyak diberikan susu.
Dampak Pemberian Air Pada Bayi
Waspadai Penggunaan air

Tuesday, November 20, 2012

Jenis-jenis makanan bayi


Menentukan Makanan yang Cocok untuk Bayi.
Banyak ibu muda, khususnya yang baru pertama kali mengalami memiliki buah hati, mengalami kerancuan dan kebingungan dalam memilih makanan bayi yang paling tepat dan bagaimana cara yang benar pemberiannya. Tidak sedikit ibu muda yang telah melakukan konsultasi malah semakin bingung, karena jawaban dari masing-masing pihak berbeda.

Makanan, selain menjadi sumber bahan bakar energi pada tubuh manusia, seperti kita ketahui, makanan juga sebagai faktor penunjang untuk tumbuh kembang tubuh anak, pada khususnya bayi. Dimana siklus pertumbuhan bayi sangatlah pesat.

Dari paska lahir, berat bayi yang mencapai rata-rata 3 kg, dalam kurun waktu satu tahun pertumbuhannya bisa mencapai sekitar 9 kg. Oleh karena itu, sangatlah penting pemberian makanan pada bayi harus memenuhi syarat kebutuhan gizi.

Pada prinsipnya, bayi memerlukan pemberian makanan secara bertahap. Dari tahap awal yang dimulai dari yang cair, lalu setengah padat, kemudian padat dan dilanjutkan makanan biasa berupa nasi dan lauk pauk. Tidak ketinggalan asupan air, vitamin, serta mineral untuk bayi haruslah cukup,

Walau demikian, kondisi bayi menentukan kesiapan menerima asupan makanan. Karena pada prakteknya pemberian makanan bersifat individual. Belum tentu semua bayi usia 4 bulan siap diberi bubur susu.

Kondisi fisik bayi juga menentukan kesiapan menerima jenis asupan makanan. Kondisi fisik bayi meliputi berat dan tinggi badannya. Dimana dalam hal ini dokter anak-lah yang memiliki kompetensi khusus yang menilai.

Oleh karena itu, penting sekali anak dipantau tumbuh kembangnya tiap bulan dari aspek keseluruhan. Dari tinggi badan bayi, berat badan bayi, jadwal pemberian imunisasi dan metode asupan pola makannya.

Sesuaikan perkembangan fisik bayi dengan pola makannya, selama masih dalam pemantauan orangtua dan dokter anak, bayi akan mencapai proses tumbuh kembang secara optimal. Beberapa hal yang penting untuk diingat, seberapa banyak dan seberapa sering bayi makan, semuanya tergantung pada usia, tingkat pertumbuhan, berat badan, dan metabolisme. Dan semua itu tak sama antara satu bayi dengan bayi lainnya.

ASI 
Bagaimanapun yang terpenting, air susu ibu (ASI) adalah asupan terpenting pada bayi. ASI, selain mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, ASI juga mengandung macam-macam substansi anti-infeksi yang mampu melindungi bayi terhadap berbagai infeksi.

Pada masa usia bayi melewati 4 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan seperti bubur susu, biskuit dan buah-buahan. Kemudian bubur saring (nasi tim yang dihaluskan) mulai usia 6 bulan dan di usia 9 bulan sudah bisa diberikan nasi tim.

Susu Formula
Jika Anda mengkombinasikan ASI dengan susu formula, sebaiknya pilih susu formula yang komposisinya paling mirip ASI. Mintalah petunjuk dokter. Begitu pun cara meramu formula dan berapa banyak formula yang akan diberikan pada bayi Anda.
Ada berbagai keadaan yang bisa membuat menyusui tidak praktis atau tidak dianjurkan. Ibu-ibu yang tidak bisa menyusui tidak boleh merasa tidak cakap atau bersalah. Sebaiknya susu formula diberikan setelah berkonsultasi dengan dokter dan para profesional ASI.
Buah-buahan
Selain menjadi sumber vitamin dan mineral, buah-buahan juga menjadi sumber serat yang bagus. Menginjak usia 6-8 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, pisang, dan tomat. Buah bisa diberikan dalam bentuk jus.
Khusus tomat, rebuslah lebih dulu setelah dicuci bersih, lalu disaring untuk diambil airnya. Atau, si buah hati bisa diperkenalkan ‘finger foods’, yaitu snack yang dapat dimakan oleh bayi sendiri (tidak perlu disuapi), seperti buah yang dipotong-potong ukuran kecil sehingga bayi dapat makan sendiri. Makanan halus ini diberikan 2-3x/hari.

Buah-buahan lainnya seperti melon, alpukat, semangka, pir, dan lainnya dapat diberikan mulai usia 6 bulan. Namun hindari buah-buahan yang bergetah. Karena dapat menimbulkan diare seperti sawo, nenas, durian, mangga dan lainnya.

Pada tahap awal, berikanlah kira-kira 30-50 ml air buah sebagai pengenalan pada kondisi pencernaan bayi, pantau reaksi yang timbul. Jika setelah minum air jeruk, timbuil diare, gantilah dengan buah lain pada pemberian berikutnya yang lebih cocok. Namun satu hal terpenting, cuci bersih setiap buah sebelum diberikan pada bayi.

Makanan Padat
Menginjak usia 4-5 bulan bayi sudah bisa diberikan makanan pada. Makanan padat pertama yang diperkenalkan hendaknya masih dalam bentuk lunak agar mudah dicerna bayi, bisa berupa dalam bentuk bubur susu.

Bubur susu biasanya terbuat dari bahan tepung serelia seperti beras, maizena, terigu atau havermout, ditambah susu dan gula. Pembuatan bubur susu bisa dilakukan dengan dibuat sendiri atau membeli bubur susu instan. Namun penting diingat, jika membeli bubur instant, jangan pernah lupa untuk memeriksa tanggal kadaluarsanya.

Memasuki usia 6 bulan bayi dapat diperkenalkan pada makanan padat berikutnya, seperti halnya nasi tim. Nasi tim biasanya terdiri dari bubur beras ditambah lauk berprotein hewani maupun nabati ditambah sayuran seperti wortel dan bayam.
Ada baiknya nasi tim haruslah melalui proses penghalusan terlebih dahulu, bisa dilakukan dengan alat blender sebelum diberikan pada bayi. Setelah bayi menginjak usia diatas 10 bulan, nasi tim tidak perlu dihaluskan lagi.

Makanan Selingan
Makanan selingan bagi bayi biasanya hadir berupa dalam bentuk biskuit yang memang dibuat khusus untuk bayi. Perkenalan makanan selingan bisa diberikan disaat bayi menginjak usia 4 bulan.

Biskuit bisa dicampur air matang ataupun susu. Namun jika bayi sudah dapat duduk, berikanlah biskuit dalam bentuk kepingan. Hal ini lebih baik karena dapat melatih melatih keterampilan jari-jemari tangannya (motorik halus) serta merangsang pertumbuhan gigi pada bayi.

Setelah usia 6 bulan, bayi sudah bisa diberikan makanan lain seperti roti, agar-agar, puding, bubur kacang hijau, dan lainnya.

Untuk masalah jadwal pemberian makanan, pada umumnya diberikan tiap 3 jam sekali. Namun dalam suatu kasus, terdapat juga bayi yang sudah lapar dalam interval 2 jam. Hal tersebut normal, karena setiap bayi memiliki keunikan tersendiri.

Namun pada umumnya lambung tubuh manusia termasuk bayi akan mengalami pengosongan dalam interval 3 jam. Oleh karena itu penting halnya jika terdapat kasus bayi yang mengalami tidur lebih dari 4 jam, bayi tersebut haruslah dibangunkan dan diberikan makanan.[](DA)

makanan bayi umur 5 bulan

http://www.anneahira.com/makanan-bayi-umur-5-bulan.htm

Panduan MPASI


Berikut adalah panduan MPASI dari Bapak Wied Harry Apriadji
Buah segar sebagai makanan pertama bayi
Buah segar menjadi pilihan pertama makanan pemula pendamping ASI. Berbeda dari nasi dan makanan pokok lainnya, buah segar mengandung karbohidrat yang mudah dicerna yaitu gula buah. Kemudahan gula buah dicerna bayi mendekati ASI karena secara alami dilengkapi enzim pencerna. Oleh karena itu, buah digolongkan dalam predigested foodatau semidigested food, yaitu makanan yang sudah separuh tercerna.

Sebaiknya bayi usia dini (6-7 bulan) tidak diberi karbohidrat kompleks dalam bentuk nasi dan bahan makanan pokok lain yang tidak mudah dicerna. Lagipula, nasi dan makanan pokok lainnya tidak dilengkapi enzim pencerna pati sebagaimana buah. Pisang adalah satu-satunya buah kaya pati. Oleh karena itu bayi usia dini tidak diberi pisang dalam jumlah banyak (tidak lebih dari 50 gr setiap kali makan) dan diencerkan.

Pada tahap awal pemberian makanan pendamping ASI, anda bisa mengencerkan pure buah lebih cair dari resep. Tambahan cairan bisa lebih banyak dari jumlah jus buah, kemudian secara bertahap kurangi jumlah cairan hingga sesuai resep. Biasanya,bayi perlu menyesuaikan diri selama 4-5 hari * Namun dalam milis Gizi Bayi Balita, Pak Wied pun menjelaskan bahwa pengamatan 4-5 hari itu pengamatan maksimum untuk pemberian/pengenalan 1 jenis makanan baru, sebenarnya cukup 2-3 hari untuk tiap 1 jenis makanan baru. Selain untuk menghindari bosan, pengamatan ada tidaknya reaksi alergi (ruam kulit, muntah, diare) terhadap bahan makanan tertentu pada umumnya muncul dalam 24 jam * Walaupun demikian, patokan ini tidak mutlak karena keterampilan makan setiap bayi tidak sama. Ada bayi yang bisa langsung menyantap pure buah dengan kepekatan seperti resep.

Buah merupakan sumber vitamin C, salah satu jenis vitamin yang penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh bayi. Betakaroten (provitamin A) juga banyak tersimpan dalam buah, terutama buah berwarna merah atau jingga seperti semangka merah, jambu biji merah, dan pepaya. Vitamin C dan betakaroten termasuk antioksidan kuat yang mempercepat pemulihan gangguan kesehatan pada bayi. Avokad berlimpah asam lemak omega 3, salah satu jenis lemak sehat yang baik untuk perkembangan otak bayi dan kecerdasannya. Buah yang aman dikonsumsi bayi sebagai pendamping ASI sbb :
  • Jeruk : Jeruk baby, Jeruk orange, jeruk keprok manis
  • Jambu biji: Sebaiknya pilih jambu biji merah karena lebih kaya betakaroten
  • Pepaya
  • Avokad
  • Melon: Melon hijau, melon jingga
  • Semangka : Semangka merah, semangka kuning
  • Apel manis contohnya apel merah Red Delicious
  • Pir Manis contohnya pir Yangli
  • Pisang: Pisang ambon
  • Mangga Manis: Mangga madu,mangga arumanis,mangga manalagi

Gula dan garam
Hindari menambahkan gula ke dalam jus atau pure buah. Biarkan bayi mengenali keragaman cita rasa manis asli buah. Gula mematikan cita rasa dasar buah sehingga bayi tidak memiliki kekayaan perbendaharaan citarasa makanan. Tidak menambahkan gula juga penting untuk melatih kepekaan saraf perasa bayi agar kelak tidak menjadi ketagihan gula dan makanan manis. Selain tidak berguna (karena rasa jus/pure buah sudah manis), gula hanya akan membebani kerja pankreas dan hati (liver) bayi anda.

Nasi & Sayuran, sumber karbohidrat kompleks
Setelah buah-buahan segar, secara bertahap pencernaan bayi diperkenalkan dengan bahan makanan lain, yaitu pati (nasi,kentang,dan makanan pokok lainnya) serta serat (beragam sayur-sayuran). Jika buah mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna,beras dan makanan pokok lainnya mengandung karbohidrat kompleks yangproses pencernaaannya lebih rumit. Sayuran juga mengandung serat, salah satu jenis karbohidrat yang tidak tercerna.

Pada tahap awal pengenalan nasi dan sayuran, sebaiknya tidak ditambah protein hewani. Sama seperti makanan pokok, proses pencernaan sumber protein hewani terutama daging sapi dan daging ayam cukup rumit. Oleh karena itu, biarlah bayi mengenai citarasa makanan secara bertahap. Selain itu, agar organ pencernaannya tidak bekerja berat mencerna pati dan protein hewani sekaligus.

Jika pada tahap ini Anda menginginkan tambahan protein dalam makanan bayi, Anda bisa menambahkan sumber protein mudah cerna, yaitu tempe yang dihaluskan. Protein tempe telah diuraikan oleh kapang (jamur) tempe menjadi asam amino sederhana yang lebih mudah dicerna dan diserap tubuh bayi. Kelebihan lain tempe mengandung zat antidiare.

Selain menjadi sumber serat, sayuran merupakan pemasok beragam mineral dan vitamin. Sayuran berlimpah zat besi, kalsium dan betakaroten yang merupakan zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Manfaat utama serat adalah membantu membuang kotoran kaya zat-zat sampah yang bisa membahayakankesehatan. Asupan sayuran juga menyumbang kecukupan serat yang penting untuk pertumbuhan bakteri-bakteri baik dalam usus bayi. Walaupun serat sayuran penting untuk bayi, sebaiknya sayuran dipilih yang tidak mengandung serat berlebihan.

Lazimnya, nasi dan makanan pokok lain serta sayuran diberikan pada bayi setelah berusia 7 bulan. Berikut ini makanan pokok yang dapat diberikan pada bayi :


Makanan sumber pati

  • Nasi: beras merah,beras putih (utk beras merah harus direndam 4jam sebelum dimasak)
  • Kentang
  • Ubi jalar: Ubi jalar merah, ubi jalar ungu
  • Singkong: Singkong mentega/kuning
  • Jagung segar: Jagung manis, jagung biasa
  • Makaroni: Makaroni elbow / bengkok mini
  • Mi kering: Pilih kualitas bagus tanpa pewarna (sebaiknya dari produsen terpercaya)
  • Havermut : quick cooking oats
  • Roti :Sebaiknya pilih roti wholewheat (roti gandum)
  • Labu kuning : Labu kuning biasa, labu kuning jepang (kabocha)

Sayuran yang aman diberikan pada bayi
  • Bayam (merah ataupun hijau)
  • Kangkung: Kangkung akar/kangkung cabut muda
  • Wortel
  • Tomat : Tomat merah
  • Brokoli
  • Kembang kol
  • Buncis: Buncis muda atau buncis baby
  • Kacang polong segar/beku

Makanan hewani & polong-polongan, sumber protein
Bahan makanan sumber protein baik yang hewani maupun nabati diperkenalkan palingakhir (setelah bayi benar-benar terampil makan). Biasanya, makanan ini diberikan setelah bayi berusia 8 bulan. Awalnya berupa bubur saring. Selanjutnya, bayi diberi nasi tim setelah berusia 9 bulan dan sudah tumbuh gigi. Jika setelah 9 bulan bayi Anda belum tumbuh gigi, lanjutkan pemberian bubur saringnya.

Menginjak usia 8 bulan, organ pencernaan bayi sudah bisa dilatih mencerna makanan yang proses pencernaannya rumit, seperti protein hewani. Dalam kelompok sumber protein hewani hanya yoghurt khusus bayi, yoghurt tawar (plain yoghurt) —- dalam milis mpasirumahan direkomendasikan merk Yummy —- , keju alami (natural cheese) dan tempe yang mudah cerna karena kandungan proteinnya sudah dicerna oleh bakteri dan kapang (jamur).

Berikut ini sumber protein yg aman utk bayi
  • Telur : Terutama kuning telur
  • Hati : Hati ayam, hati sapi
  • Daging ikan : Ikan kakap, ikan salmon, ikan gindara,
  • Ikan marlin, ikan tenggiri
  • Daging ayam: Pilih bagian dada, buang kulit dan lemaknya
  • Daging sapi : Pilih yang tidak berlemak dan empuk, yaitu bagian has dalam (sirloin) dan has luar (tenderloin)
  • Keju:Pilih keju alami (natural Cheese) yang muda. Kalau susah mencari keju muda, pilih keju yang rendah kadar garamnya, mis merk Prochiz atau Diamond. Itupun tidak diberikan sering, hanya sesekali dalam jumlah sangat sedikit.
  • Kacang merah: kacang merah segar, kacang merah kering
  • Kacang hijau : Kacang hijau berkulit, kacang hijau kupas (sebaiknya direndam hingga mengembang 4-6 jam)
  • Kacang tolo
  • Tempe : Pilih tempe segar, hindari yang sudah berbau amoniak (diparut pelan2 menggunakan parutan kelapa, diserut hati-hati sambil ditekan menggunakan serutankeju atau dicincang halus, dimasak hingga empuk)
  • Tahu: Pilih tahu putih tanpa pewarna, tanpa bahan pengenyal dan masih baru (bayi sangat sensitif terhadap kerusakan tahu yang mengakibatkan diare)

Jadwal pemberian makanan pendamping ASI
Umur bayi vs Jenis makanan vs Frekuensi pemberian pendamping ASI
  • 6-7 bln ASI Sesuka bayi, Pure buah 1 kali (jam bebas, silakan bunda menentukan)
  • 7-8 bln ASI Sesuka bayi , Pure buah 1 kali, Bubur lembut 1 kali (jam bebas, silakan bunda menentukan)
  • 8-9 bln ASI Sesuka bayi, Pure buah 1 kali, Bubur lembut 1 kali, Bubur saring 2 kali (jam bebas, silakan bunda menentukan)
  • 9-10 bln ASI Sesuka bayi, Pure buah 1 kali, Bubur Saring 1 kali, Makanan Tim 2 kali (jam bebas, silakan bunda menentukan)
  • 10-12 bln ASI Sesuka bayi, Pure buah 1 kali, Makanan tim 3 kali, Makanan selingan 1-2 kali (jam bebas, silakan bunda menentukan)

source : http://www.bayi.web.id/panduan-mpasib.html

Makanan untuk bayi usia 6 bulan


Makanan bayi 6 bulan  diberikan dalam bentuk makanan padat yang dihaluskan dan diencerkan dengan susu atau ASI. Seorang anak setelah lahir tidak langsung dapat mencerna makanan padat, mereka harus terlebih dahulu meminum susu formula atau ASI sebagai makanan pengganti nutrisi yang selama ini mereka dapatkan langsung dari tubuh ibu melalui plasenta dalam kandungan.
Menurut pendapat para dokter ahli, pemberian makanan pertama harus dilakukan saat usia mulai menginjak 6 bulan, karena jika sebelumnya ditakutkan akan munculnya resio alergi dan masalah pencernaan yang lain. Mengingat ini adalah makanan pertama buah hati mereka, maka para orang tua harus benar-benar memperhatikan apa asaja yang harus diberikan dan apa yang tidak boleh diberikan pada makanan bayi 6 bulan. Pada umumnya dokter, ahli gizi dan siapapun yang berpengetahuan lebih tentang bayi akan menyarankan kepada Anda untuk memberikan sereal beras, puree buah dan sayur yang dicampur dengan susu.

Baik menggunakan air susu ibu atau susu formula kemasan, makanan bayi 6 bulan harus bertekstur sangat lembut dan dengan kepadatan yang redah.

Perubahan dari hanya susu ke makanan padat akan membutuhkan tahap-tahap, memberikan makanan bayi 6 bulan yang terlalau padat akan membuat mereka muntah, tidak mampu menelan atau bahkan konstipasi.  Teori lama mengatakan bahwa pemberian makanan pada bayi dimulai dari bahan makanan biji-bijian, diikuti sayuran , buah kemudian baru daging dan lauk hewani lain. Teori ini menekankan konsep agar anak lebih mengenal rasa yang lain sebelum mengenal manisnya buah. Namun perkembangan terbaru menyatakan bahwa pemberian daging dalam makanan bayi 6 bulan sangat dianjurkan agar memenuhi kebutuhan protein anak untuk tumbuh kembangnya.
Semua itu penting, namun yang benar-benar harus Anda perhatikan adalah bahwa salah satu makanan bayi 6 bulan tersebut akan menyebabkan anak anda alergi. Kenali dengan cara memberikan bahan makanan tunggal pada awal-awal proses peralihan. Jangan terlalu memaksa mereka menghabiskan dalam jumlah besar begitu saja.
Jadikanlah pemberian makanan bayi 6 bulan ini sebagai petualangan baru bagi si kecil yang sangat menyenangkan.
source : http://www.tentangbunda.com/makanan-untuk-bayi-usia-6-bulan.html

resep makanan bayi umur 6 bulan


Makanan bayi 6 bulan beberapa menyebabkan anak anda alergi. Maka Kenali dengan cara memberikan bahan makanan tunggal pada awal-awal proses peralihan. Jangan terlalu memaksa mereka menghabiskan dalam jumlah besar begitu saja.
Jadikanlah pemberian makanan bayi 6 bulan ini sebagai petualangan baru bagi si kecil yang sangat menyenangkan.

pure pisang ambon 

1 buah pisang Ambon.

Cara membuat:
Cuci bersih pisang Ambon, lalu kupas
Kerik halus pisang, masukkan ke dalam cangkir
Anda bisa menambahkan air tomat atau air jeruk pada kerikan pisang


Cara pemberian:
Untuk pertama kali, sebaiknya Anda memberikannya cukup sebanyak 1 sendok teh. Hari-hari berikutnya bisa ditambah sehingga dapat menghabiskan 1 atau 2 buah pisang.
Pure kentang
Kentang mengandung karbohidrat dan nutrisi utama potasium dan vitamin B. Usahakan untuk mengukus dibanding merebus untuk mempertahankan kandungan nutrisinya.
Bahan:
3 buah kentang, kupas, cuci lalu potong-potong
ASI/Susu Formula secukupnya – ditambahkan sesaat akan menyajikan
Cara Membuat:
1. Kukus kentang sampai lunak
2. Tiriskan dan haluskan dengan garpu atau food processor.
3. Tambahkan ASI/Susu Formula sampai mencapai kekentalan yang diinginkan.
Pure labu kuning
Labu kuning mempunyai tekstur yang lembut, rasanya pun manis alami. Cocok sebagai resep makanan bayi. Juga mengandung karbohidrat sehingga cocok untuk dijadikan makan bayi sebagai bubur dasar. Padukan dengan puree buah, sayuran atau tahu./tempe kukus untuk variasi menu.
Bahan: 
1/4 labu kuning ukuran sedang, kupas, potong-potong
Kaldu ayam/sapi secukupnya
Cara Memasak: 
Cuci bersih labu kukus sampai matang, haluskan.
Campur dengan kaldu ayam/sapi, kekentalan sesuai kebutuhan.
Pure jagung manis
Jagung manis dapat menjadi alternatif pengganti karbohidrat kompleks yang diperlukan oleh bayi. Rasanya yang manis agak tawar serta ringan membuatnya mudah digabungkan dengan bahan lain seperti puree sayuran, buah, daging atau ikan.
Bahan:
100 gr Jagung manis, pipil
100 ml Air matang/ASI/Susu formula
Cara Membuat:
1. Kukus biji jagung muda rebus sampai lunak.
2. Campur dengan air matang/ASI/susu formula lalu blender hingga halus.
3. Jika perlu saring untuk menghilangkan sisa-sisa kulit biji
Pure beras Merah
Beras merah diyakini mempunyai nilai gizi dan vitamin yang lebih tinggi dibanding beras putih. Bunda dapat menyiapkan bubur polos sekaligus untuk dicampur dengan puree sayur dan buah sesaat sebelum disajikan.
Bahan:
3 sdm Nasi Beras merah yang sudah matang
200 ml air matang,
Cara membuat:
Rebus Nasi selama 15 menit hingga menjadi bubur yang halus dan agak kental
Atau
Rebus hingga mendidih (kira-kira 5 menit ) lalu diblender/disaring.
Pure Ubi jalar Ungu
Ubi jalar Ungu dapat sebagai sumber karbohidrat menu MPASI. Mengandung vitamin A dan B. Usahakan untuk mengukus dibanding merebus untuk mempertahankan kandungan nutrisinya.
Bahan: 
ubi jalar ukuran sedang
Kaldu ayam/sapi secukupnya
Cara Memasak: 
Cuci bersih ubi jalar kukus sampai matang, kupas dan haluskan.
Campur dengan kaldu ayam/sapi, kekentalan sesuai kebutuhan.
Pure Pir dan Pepaya
Lembut, berair dan mudah ditelan adalah syarat makanan pemula bagi bayi 6-8 bulan. Kukus dahulu daging buah pir untuk mendapat tekstur yang lembut. Pilih pir kuning, atau pir yangli yang bercita rasa manis agak tawar.
Bahan:
30 gr Pir kuning, kupas dan ambil daging buahnya
25 gr pepaya matang, potong-potong
3 sdm perasan jeruk baby atau ASI
Cara membuat:
1. Pir dikukus hingga lunak.
2. Blender Pir dan pepaya hingga lembut,
3. Tuang dalam mangkuk bayi, tambahkan perasan jeruk baby atau ASI. Sajikan segera
Pure Makaroni
Bahan :

20 gr makaroni, cuci bersih
625 cc air/air kaldu

Cara membuat :
1.rebus makaroni sampai lunak
2. Setelah matang angkat, tiriskan, kemudian haluskan dengan blender dan susu formula.

Pure Mentimun
Kategori: Sayuran; Usia 6 bln+
Bahan:
1 buah mentimun kecil, kupas, buang bijinya, lalu potong-potong
Cara Membuat:
• Haluskan dengan garpu atau food processor


Bubur Jagung

Bahan:
1 buah Jagung Manis
Meses secukupnya
100 ml susu
Air matang hangat secukupnya

Cara Membuat:
1. Parut jagung manis
2. Saring, ambil airnya
3. Larutkan 100 ml susu ke dalam air hangat
4. Rebus air saringan jagung manis, kemudian tambahkan larutan susu ke dalam nya
5. Masak hingga jagung mengental
6. Sajikan di dalam wadah
7. Taburi sedikit dengan meses coklat
8. Siap untuk dihidangkan

APPLE and PEAR SAUCE

Bahan:
1 buah apel manis, kupas lalu potong-potong
1 buah pear, kupas lalu potong-potong
Air secukupnya

Cara Membuat:
1. Rebus apel dan pear dengan air (air sampai sedikit menggenangi buah) sampai empuk.
2. Tiriskan, jangan buang airnya.
3. Haluskan, gunakan sisa air rebusan untuk mengencerkan adonan.

BUBUR DAGING


Bahan:
1 cangkir beras (lebih baik beras coklat/brown rice), cuci bersih
50 gram daging sapi cincang
1 batang seledri, potong-potong
1 batang wortel, kupas, potong-potong
2 cangkir air

Cara Membuat:
1. Campur semua bahan lalu masak sampai nasi jadi bubur.
2. Haluskan semua bahan.

PURÉÉ ALPUKAT

Bahan:
1 buah alpukat matang

Cara Membuat:
1. Buang biji alpukat, lalu haluskan daging buahnya.
2. Penyajian: Berikan puree alpukat sebagai makanan tunggal atau campur dengan puree sayur/buah lainnya.
source :
 http://dubidubidupampamcuapcuap.blogspot.com/2011/04/resep-menu-bayi-6-9-bulan.html
http://karodalnet.blogspot.com/2011/10/aneka-resep-makanan-bayi-6-bulan.html







Wednesday, June 6, 2012

Kapan Imunisasi ditunda


Tulisan ini bahan buku imunisasi yg diambil dari berbagai sumber, WHO, AAP,
IDAI

Indikasi kontra imunisasi.
Pada dasarnya, sedikit sekali kondisi yang menyebabkan imunisasi harus
ditunda. Pilek, batuk, suhu sedikit meningkat, bukan halangan untuk
imunisasi.

Beberapa kondisi di bawah ini bukan halangan untuk imunisasi:
- Gangguan saluran napas atas atau gangguan saluran cerna ringan
- Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
- Riwayat kejang dalam keluarga.
- Riwayat kejang demam
- Riwayat penyakit infeksi terdahulu
- Kontak dengan penderita suatu penyakit infeksi
- Kelainan saraf menetap seperti palsi serebral, sindrom Down
- Eksim dan kelainan lokal di kulit
- Penyakit kronis (jantung, paru, penyakit metabolik)
- Terapi antibiotika; terapi steroid topikal (terapi lokal, kulit, mata)
- Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir
- Berat lahir rendah
- Ibu si anak sedang hamil
- Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi

Kondisi dimana imunisasi tidak dapat diberikan atau imunisasi boleh ditunda:

- Sakit berat dan akut; Demam tinggi;
- Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;
- Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi
steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (polio oral, MMR,
BCG, cacar air).
- Alergi terhadap telur, hindari imunisasi influenza

dr wati

disadur dari FB Gesamun

John Salamone, Korban Vaksin Berhati Samudra


Marah? Kesal? Dendam dan kecewa berat sama vaccine karena KIPI nya? Jadi bencii banget sama vaksin? Wajar dong, sangat manusiawi, boleh banget koq :). Tapi kalo masih ada sedikit ruang di hati keinginan untuk meredamnya ke arah yang lebih positif, mungkin cuplikan cerita ini bisa membantu:

John Salamone, Korban Vaksin Berhati Samudra

John Salamone namanya. Ia, bukan lelaki biasa. Di tahun 1990, David, anak lelakinya mendapatkan imunisasi polio. Dua minggu setelah divaksin , David tiba-tiba tak bisa membalikkan badan. David hanya mampu menggerakkan kepalanya ke depan dan belakang. Lebih parahnya lagi, David juga tak bisa menggerakkan kedua kakinya. Orangtua mana yang tak remuk hatinya. John sangat kaget. David menjadi lumpuh! Belakangan, kaki yang satu bisa digerakkan, tapi tetap saja, jika berjalan ia seperti pelaut mabuk. Pincang. John hanya bisa terdiam. Terpukul.

Tiga tahun kemudian, penyebab kelumpuhan itu terkuak. David yang sejak lahir sering sakit-sakitan, mengeluh nyeri di badan, dan kerap minum antibiotic, dibawa ke dokter ahli rematologi. Ternyata ia memiliki kelainan imunitas tubuh, cacat bawaan dari lahir. Kelainan itu pulalah yang rupanya mengakibatkan David terkena polio. Ya, David terkena polio akibat oral vaksin polio yang diberikan kepadanya ketika bayi dulu. Kalangan medis sering menyebutnya dengan Vaccine-assosiated Paralysis (VAP), efek samping yang sebetulnya sangat jarang terjadi, hanya mengenai 1 diantara 2,5 juta orang, terutama terjadi pada anak-anak dengan kelainan cacat bawaan kekebalan tubuh seperti David. 

Mengetahui semua itu, tentu saja, John dan istrinya semakin terhenyak. Dada mereka seketika sesak. Kemarahan dan kekesalan memuncak. Perasaan sangat bersalah pun mendera. “Kami membawanya ke dokter supaya ia sehat, tapi bukannya sehat, anak kami malah lumpuh karena polio.” Kebanyakan orangtua yang menjadi korban efek samping vaksin seperti John, umumnya akan marah dan menjadi sangat benci imunisasi. Namun, John memang berbeda. Hatinya begitu luas bak samudra. Kemarahan dan kekesalan tidak membuatnya kehilangan nalar. Alih-alih menyalahkan vaksin dan menjadi anti terhadap imunisasi, John malah menjadi pejuang vaccine safety. 

 Ia tahu betul bahwa dibalik ketidaksempurnaan vaksin, manfaat vaksinasi jauh lebih besar, maka alih-alih membenci vaksinasi, ia malah berusaha membantu pemerintah untuk menambal ‘kebocoran-kebocoran’ yang masih ada pada program vaksinasi. John mengatakan, dengan pengetahuan yang ia punya tentang sejarah imunisasi, ia masih cukup waras untuk  bisa berpikir rasional  bahwa bagaimanapun imunisasi lebih banyak manfaatnya, imunisasi telah menyelamatkan banyak nyawa. “Saya pro vaksinasi, tapi vaksinasi yang aman,” katanya.

Ia lah orang yang akhirnya membuat pemerintah Amerika Serikat merubah kebijakan soal vaksin polio dari oral menjadi suntikan. Ia lah orang yang paling menderita akibat vaksin, namun masih bisa meredam emosinya dan malah merubahnya ke arah perbaikan yang positif.

Marah? Kesal? Kecewa karena KIPI Vaksin? Boleh banget! Tapi jika masih ada sedikit ruang untuk meredam, mungkin ada baiknya kita belajar dari seorang John Salamone.

(Agnes Tri Harjaningrum, source: buku Deadly Choices nya Dr Paul Offit)

Note: Di Indonesia, vaksin polio oral belum bisa diganti dengan vaksin polio injeksi karena selain mahal, di Indonesia masih ditemukan virus polio liar yang ‘hanya’ mempan dicegah oleh virus polio oral.



disadurd ari FB mba Agnes